Obat Pelangsing Yang Aman
Banyak obat atau pun jamu pelangsing yang ditawarkan di pasaran. Yang perlu diperhatikan adalah obat atau bahan baik berupa minuman atau pun makanan pelangsing tersebut harus terbuat dari bahan bahan yang aman.
Berikut zat kimia yang terkandung dalam pil diet dan sering disalahgunakan
pada obat-obat pelangsing:
Amphetamine
Obat pelangsing umumnya mengandung psikotropika golongan II, yaitu turunan
amphetamine . Jadi, jika pada obat pelangsing pilihan Anda terdapat amphetamine
, konsultasikan dengan dokter, karena zat kimia ini tidak bisa dikonsumsi tanpa
adanya resep dokter.
Bumetanide
Sangat berpengaruh menyebabkan diuretik. Juga, menginduksi denyut jantung
cepat dan meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung.
Ekstrak Grapefruit
Berbahaya terlebih jika disatukan dengan obat-obatan seperti astemizol,
atorvastatin, dan sildenafil. Beberapa efek samping utamanya adalah tekanan
darah tinggi, kejang, diare, dan masalah ginjal.
Ephedra
Karena efek berbahaya dari ephedra (ephedrine ), Badan Pengawas Obat dan
Makanan (FDA) Amerika Serikat telah menarik beberapa pil diet yang mengandung
ephedra karena berpotensi berbahaya. Menurut penjelasan mereka, ephedra mampu
menginduksi peningkatan denyut jantung dan jantung berdebar, sehingga
menyebabkan penggunanya berisiko serangan jantung atau stroke.
Fenilpropanolamin (PPA)
Fenilpropanolamin (PPA) biasanya sering dijadikan bahan pada obat flu,
batuk, dan anti alergi. Sedangkan pada pil diet, PPA ditujukan untuk menekan
nafsu makan. Berdasarkan penelitian, PPA dapat meningkatkan risiko stroke
hemoragik.
Fenitoin
Phenytoin memiliki efek menekan nafsu makan. Namun jika digunakan dalam
dosis tinggi (biasanya dalam pil diet), dapat memicu reaksi alergi (ruam) dan
menyebabkan sembelit, bicara cadel, sakit kepala, sakit perut, mual, muntah,
tremor, gangguan motorik, pembengkakan kelenjar getah bening, dan penyakit
kuning.
Fenolftalein
Dikenal sebagai penekan nafsu makan, tapi juga dapat meningkatkan risiko
pertumbuhan tumor.
Fenproporex
Sejenis stimulan yang diubah menjadi amfetamin dalam tubuh. Senyawa ini
dapat menyebabkan nyeri dada, sakit kepala, dan insomnia. Efek samping lainnya
termasuk mengantuk dan pikiran untuk bunuh diri.
Rimonabant
Rimonabant tidak disetujui oleh FDA karena memengaruhi otak dengan
meningkatkan risiko depresi dan keinginan bunuh diri.
Sibutramine
Konon, efek yang ditimbulkan senyawa kimia ini lebih rendah dari ephedra.
Tapi ternyata, sibutramine justru dapat menyebabkan efek samping yang lebih
besar, termasuk masalah pencernaan (sakit perut, mual, hyperacidity , sembelit,
nafsu makan meningkat), pernapasan (nasal dan peradangan sinus, eksaserbasi
batuk, sakit tenggorokan, mulut kering), kulit (rash ), neurologis (pusing,
sakit kepala, depresi, gugup, gelisah, insomnia), dan dismenore .
Sibutramine juga menyebabkan tekanan darah tinggi, jantung berdebar,
meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke, dan epilepsi.
Ester Sondang dr Tabloid Nova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar